tag:blogger.com,1999:blog-19869492992418230002024-03-13T13:29:58.157-07:00BIOSTATISTIKririn puspita sarihttp://www.blogger.com/profile/06844247618950825341noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-1986949299241823000.post-44365162020783656382011-06-26T22:33:00.000-07:002011-06-26T22:33:54.030-07:00ANALISIS DATA KUALITATIF<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: black;">Pengenalan Analisis Kualitatif </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan pengertian yang mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan berat. Analisa kualitatif tidak berproses dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan kompleks dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan distandardisasi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span><span id="more-7"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: black;">Analisis Kualitatif: Pertimbangan-pertimbangan Umum </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Tujuan dari analisis data, dengan mengabaikan jenis data yang dimiliki dan <span> </span>mengabaikan tradisi yang sudah dipakai pada koleksinya, apakah <span> </span>untuk menentukan beberapa pesanan dalam jumlah besar informasi sehingga data dapat disintesis, ditafsirkan, dan dikomunikasikan. Walaupun tujuan utama dari kedua data kualitatif dan <span> </span>kuantitatif adalah untuk mengorganisir, menyediakan struktur, dan memperoleh arti dari data riset. Satu perbedaan penting adalah, di dalam studi-studi kualitatif, pengumpulan data dan analisis data pada umumnya terjadi secara serempak, pencarian <span> </span>konsep-konsep dan tema-tema penting mulai dari pengumpulan data dimulai. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="color: black;">Tugas analisis data adalah selalu hebat, tetapi itu yang terutama sekali menantang untuk peneliti kualitatif, tiga pertimbangan utama, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: black;"><span>1.<span> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: black;">Tidak ada aturan-aturan sistematis untuk meneliti dan penyajian data kualitatif. Ketiadaan prosedur analitik sistematis, menjadi sulit bagi peneliti untuk menyajikan kesimpulan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: black;"><span>2.<span> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: black;">Aspek analisis kualitatif yang kedua yang menantang adalah jumlah besar pekerjaan. Analis kualitatif harus mengorganisir dan bisa dipertimbangkan dari halaman dan bahan-bahan naratif. Halaman itu harus dibaca ulang dan kemudian diorganisir, mengintegrasikan, dan menafsirkan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: black;"><span>3.<span> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: black;">Tantangan akhir adalah pengurangan data untuk tujuan-tujuan pelaporan. Hasil-hasil utama dari riset kuantitatif dapat diringkas. Jika satu data kualitatif dikompres terlalu banyak, inti dari integritas bahan-bahan naratif sepanjang tahap analisa menjadi hilang. Sebagai konsekuensi, adalah kadang sukar untuk melakukan satu presentasi hasil riset kualitatif dalam suatu format yang kompatibel dengan pembatasan ruang dalam jurnal professional.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: black;">Model-Model Analisa </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Crabtree dan Miller (1992) mengamati ada banyak strategi analisis kualitatif. Mereka sudah mengenal empat pola analisa utama yang lebih tepat sasaran, sistematis, dan distandardisasi, dan pada ekstremum lain adalah satu model yang lebih yang intuitif, hubungan, dan interpretive. empat prototypical model-model yang mereka uraikan adalah sebagai berikut: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: black;">“Model Quasi-statistical”.</span></strong><span style="color: black;"> Peneliti menggunakan statistik secara khas mulai dengan pertimbangan analisa, dan menggunakan ide-ide untuk memilih jenis data. Pendekatan ini adalah kadang dikenal sebagai analysis peneliti meninjau ulang isi dari data naratif, mencari-cari tema atau kata tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu codebook. Hasil pencarian adalah informasi yang dapat digerakkan secara statistik dan disebut Quasi statistik. Sebagai contoh, analis dapat menghitung frekwensi kejadian dari tema-tema spesifik. Model ini adalah serupa dengan pendekatan kwantitatif tradisional sampai melakukan analisa isi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: black;">“Model Analisa Template”.</span></strong><span style="color: black;"> Di model ini, peneliti mengkembangkan analisa cetakan untuk data naratif yang digunakan. Unit-unit template adalah secara khas perilaku-perilaku, kejadian, dan ungkapan ilmu bahasa. Template lebih mengalir dan dapat menyesuaikan diri dibanding suatu codebook di dalam model Quasi statistik. Peneliti dapat mulai dengan template bersifat elementer sebelum mengumpulkan data, template mengalami revisi tetap sebanyak data dikumpulkan. Analisa menghasilkan data. Model jenis ini adalah bisa dipastikan diadopsi oleh peneliti yang biasa meneliti etnografi, etologi, analisa ceramah, dan ethnoscience. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: black;">“Model Analisa Editing”</span></strong><span style="color: black;"> . Peneliti menggunakan model editing bertindak sebagai interpreter yang membaca sampai habis data mencari segmen-segmen penuh arti dan unit-unit. Suatu ketika segmen ini dikenali dan ditinjau, interpreter dikembangkan satu rencana pengelompokan dan kode-kode sesuai yang dapat digunakan untuk memilih jenis dan mengorganisir data. Peneliti kemudian mencari-cari struktur dan pola-pola yang menghubungkan kategori-kategori pokok. Pendekatan teori yang khas menyertakan model ini. Peneliti-peneliti yang biasa meneliti fenomenologi, hermeneutics, dan ethnomethodology menggunakan prosedur pola analisa editing. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: black;">“Model <span> </span>Immersion/crystallisasi”.</span></strong><span style="color: black;"> Model <span> </span>ini melibatkan pembaptisan total analis di dalam dan cerminan bahan-bahan teks, menghasilkan satu kristalisasi data yang intuitif. Terjemahan yang interpretive dan subjektif dicontohkan dalam laporan kasus pribadi dari semi anekdot dan jumlah sedikit ditemui di dalam literatur riset dibanding tiga model yang lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: black;">Proses Analisa </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Analisa dari data kualitatif secara khas adalah satu proses yang interaktip dan aktif. Peneliti-peneliti kualitatif sering membaca data naratif mereka berulang-ulang dalam mencari arti dan pemahaman-pemahaman lebih dalam. Morse dan Field (1995) mencatat bahwa analisis kualitatif adalah proses tentang pencocokan data bersama-sama, bagaimana membuat yang samar menjadi nyata, menghubungkan akibat dengan sebab. Yang merupakan suatu proses<span> </span>verifikasi dan dugaan, koreksi dan modifikasi, usul dan pertahanan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;">Beberapa kaum intelektual memainkan peran dalam analisis kualitatif. Morse <span> </span>dan Field (1995) mengenali empat proses-proses: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span style="color: black;"><span>1.<span> </span></span></span></strong><!--[endif]--><strong><span style="color: black;">Memahami </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="color: black;">Awal proses analitik, peneliti-peneliti kualitatif berusaha untuk bisa mempertimbangkan data dan belajar mencari ” apa yang terjadi.” Bila pemahaman dicapai, peneliti bisa menyiapkan cara deskripsi peristiwa, dan data baru tidak ditambahkan dalam uraian. Dengan kata lain, pemahaman diselesaikan bila kejenuhan telah dicapai. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span style="color: black;"><span>2.<span> </span></span></span></strong><!--[endif]--><strong><span style="color: black;">Sintesis</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="color: black;">Sintesis meliputi penyaringan data dan menyatukannya. </span><span style="color: black;">`Pada langkah ini, peneliti mendapatkan pengertian dari apa yang “khas” mengenai suatu peristiwa<span> </span>dan apa variasi dan cakupannya. </span><span style="color: black;">Pada akhir proses sintesis, peneliti dapat mulai membuat pernyataan umum tentang peristiwa mengenai peserta studi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span style="color: black;"><span>3.<span> </span></span></span></strong><!--[endif]--><strong><span style="color: black;">Teoritis</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span style="color: black;">Meliputi sistem pemilihan data. Selama proses teori, peneliti mengembangkan penjelasan alternatif dari peristiwa dan kemudian menjaga penjelasan ini sampai menentukan apakah “cocok” dengan data. Proses teoritis dilanjutkan untuk dikembangkan sampai yang terbaik dan penjelasan paling hemat diperoleh. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span style="color: black;"><span>4.<span> </span></span></span></strong><!--[endif]--><strong><span style="color: black;">Recontextualisasi</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 3pt;"><span style="color: black;">Proses dari recontextualisasi meliputi pengembangan teori lebih lanjut dan aplikabilitas untuk kelompok lain yang diselidiki. Di dalam pemeriksaan terakhir pengembangan teori, adalah teori harus generalisasi dan sesuai konteks. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: black;">Manajemen Dan Organisasi Data Kualitatif </span></strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;">Pengembangan skema pengelompokan </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Langkah awal analisa data kualitatif penelitian adalah untuk mengorganisir, <span> </span>tanpa beberapa sistem dari organisasi, ada hanya kekacauan. Tugas utama di dalam mengorganisir data kualitatif mengembangkan metoda untuk menggolongkan dan memberi index. Yaitu, peneliti harus mendisain mekanisme untuk memperoleh akses sampai bagian-bagian data, tanpa harus berulang-kali membaca himpunan data keseluruhannya. Tahap ini sangat utama, suatu data harus dikonversi menjadi lebih kecil, lebih dapat dikendalikan, dan lebih banyak manipulatable unit-unit yang dapat dengan mudah didapat kembali dan review. Prosedur secara luas yang digunakan adalah mengembangkan skema pengelompokan dan kemudian mengkode data menurut kategori. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Kode topik digunakan di dalam penelitian Gagliardi’s ( I991) studi pengalaman keluarga tentang penyesuaian diri seorang anak dengan Duchenne kekurangan gizi otot. Ini adalah suatu contoh dari sistem pengelompokan konkrit dan deskriptif. Sebagai contoh, itu mengijinkan coders untuk mengkode hubungan-hubungan spesifik antar anggota-anggota keluarga, dan kejadian yang terjadi di dalam lokasi spesifik. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Dalam mengembangkan satu rencana kategori, konsep-konsep yang terkait sering dikelompokkan bersama-sama untuk memudahkan proses koding.. Sebagai contoh, semua kutipan yang menggambarkan bagaimana keluarga merasakan tentang menyesuaikan diri seorang anak dengan Duchenne kekurangan gizi otot dikelompokan sebagai “Kode perasaan.” </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black;">Studi-studi yang dirancang untuk mengembangkan teori lebih mungkin untuk pengembangan abstrak dan kategori konseptual. Dalam merancang kategori konseptual, peneliti harus merinci data ke dalam segmen-segmen, menguji dan membandingkan dengan segmen-segmen lain untuk perbedaan dan persamaan. Untuk menentukan apa tipe fenomena yang dicerminkan dan apa arti dari fenomena tersebut. Peneliti menanyakan pertanyaan tentang kejadian berbeda, peristiwa-peristiwa, atau pemikiran yang ditandai pernyataan, seperti berikut: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;">“Apakah ini? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;">“Apa yang terjadi? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black;">“Untuk <span> </span>apa ini? </span></div>ririn puspita sarihttp://www.blogger.com/profile/06844247618950825341noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1986949299241823000.post-67324537601364066522011-06-26T22:29:00.000-07:002011-06-26T22:29:39.479-07:00Grafik Data<div class="MsoNormal"><strong>Grafik Data </strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="DE"><span>•<span style="font-family: ""; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Grafik data disebut juga diagram data, adalah penyajian data dalam bentuk gambar-gambar. <span lang="DE">Grafik data biasanya berasal dari tabel dan grafik biasanya dibuat bersama-sama, yaitu tabel dilengkapi dengan grafik. Grafik data sebenarnya merupakan penyajian data secara visual dari data bersangkutan. Grafik data dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :</span></div><div class="MsoNormal"><!--[if !mso]> <! v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} --> <!--[endif]--><!--[if gte mso 9]> Normal 0 MicrosoftInternetExplorer4 <![endif]--><!--[endif]--><!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Tahoma; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:1627421319 -2147483648 8 0 66047 0;} @font-face {font-family:Webdings; panose-1:5 3 1 2 1 5 9 6 7 3; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:440608585; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-984595200 1683931662 720026512 -215813530 -769375734 -575508302 -343920694 -521914392 642786322 1126361824;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:•; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:"Times New Roman";} @list l1 {mso-list-id:550964772; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-2142867280 -2143783046 -337374612 -19218650 -1274910342 195746516 1938723206 1549272768 1398558760 1586665784;} @list l1:level1 {mso-level-text:"%1\)"; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --><!--[if gte mso 10]> <! /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} --> <!--[endif]--><!--[if gte mso 9]> <![endif]--><!--[if gte mso 9]> <![endif]--></div><div class="MsoNormal"><strong><em>1. Pictogram</em></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><strong><span lang="DE">Pictogram adalah grafik data yang menggunakan gambar atau lambang dari data itu sendiri dengan skala tertentu.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong>Contoh </strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span lang="DE"><span>•<span style="font-family: ""; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><strong><span lang="DE">Penduduk dunia pada akhir abad ke-20 diperkirakan :</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span>1)<span style="font-family: ""; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong><!--[endif]--><strong>Afrika <span> </span>: 350 Jt jiwa</strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span>2)<span style="font-family: ""; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong><!--[endif]--><strong>Amerika : 500 jt jiwa</strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span>3)<span style="font-family: ""; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong><!--[endif]--><strong>Asia</strong><strong> : 2.000 jt jiwa</strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span>4)<span style="font-family: ""; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong><!--[endif]--><strong>Eropa : 600 jt jiwa</strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span>5)<span style="font-family: ""; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong><!--[endif]--><strong>Jerman : 50 jt jiwa</strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><strong><span>6)<span style="font-family: ""; font-size: 7pt; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></strong><!--[endif]--><strong>Uni Soviet : 250 jt jiwa</strong></div><div class="MsoNormal"><strong> </strong></div><div class="MsoNormal"><strong>Dalam bentuk pictogram digambarkan sbb:</strong></div><br />
<a href="http://jingklak.files.wordpress.com/2008/10/stat6.gif"><img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-48" height="117" src="http://jingklak.files.wordpress.com/2008/10/stat6.gif?w=431&h=117" title="stat6" width="431" /></a><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><strong>2. Grafik batang atau balok</strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">•<span style="font-family: "font-size:7pt; line-height: normal;"> </span>Adalah grafik data berbentuk persegi panjang yang lebarnya sama dan dilengkapi dengan skala atau ukuran sesuai dengan data yang bersangkutan. Setiap batang tidak boleh saling menempel atau melekat antara satu dengan lainnya dan jarak antara setiap batang yang berdekatan harus sama.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><a href="http://jingklak.files.wordpress.com/2008/10/stat2.gif"><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-40" height="262" src="http://jingklak.files.wordpress.com/2008/10/stat2.gif?w=344&h=262" title="stat2" width="344" /></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> </div><div class="MsoNormal"><strong>c. Grafik garis</strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="DE">•<span style="font-family: "font-size:7pt; line-height: normal;"> </span>Adalah grafik berupa garis, diperoleh dari beberapa ruas garis yang menghubungkan titik-titik pada bidang bilangan. Pada grafik garis digunakan dua garis yang saling berpotongan. Pada garis horizontal (sumbu-X) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya tetap, seperti tahun dan ukuran-ukuran. Pada garis tegak (sumbu-Y) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya berubah-ubah, seperti harga, biaya jumlah, dan jumlah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><a href="http://jingklak.files.wordpress.com/2008/10/stat3.gif"><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-41" height="263" src="http://jingklak.files.wordpress.com/2008/10/stat3.gif?w=356&h=263" title="stat3" width="356" /></a></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !mso]>--><br />
<!--[if gte mso 9]> <![endif]--><!--[if gte mso 9]> <![endif]--></div><div class="MsoNormal"><strong>d. Grafik lingkaran</strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span><span>•<span style="font-family: "font-size:7pt; line-height: normal;"> </span></span></span><!--[endif]-->Adalah grafik data berupa lingkaran yang telah dibagi menjadi juring-juring sesuai dengan data tersebut. Bagian-bagian dari keseluruhan data tersebut dinyatakan dalam persen.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"> </div><div class="MsoNormal"><a href="http://jingklak.files.wordpress.com/2008/10/stat41.gif"><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-43" height="217" src="http://jingklak.files.wordpress.com/2008/10/stat41.gif?w=304&h=217" title="stat41" width="304" /></a></div><div class="MsoNormal"> </div><div class="MsoNormal"><strong>e. Kartogram</strong></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span>•<span style="font-family: "font-size:7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]-->Kartogram atau peta statistik adalah grafik data berupa peta yang menunjukkan kepadatan penduduk, curah hujan, hasil pertanian, hasil pertambangan dsb.</div><div class="MsoNormal">Contoh :</div><div class="MsoNormal"><strong>TABEL 2.10 PEMASARAN TELEVISI PERUSAHAAN “X”, SEMESTER I, 1990</strong></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border: 1pt solid windowtext; width: 375px;"><tbody>
<tr style="height: 21.4pt;"> <td style="border: 1pt solid windowtext; height: 21.4pt; padding: 0pt; width: 200.4pt;" valign="top" width="267"> <div class="MsoNormal">Daerah Pemasaran</div></td> <td style="border: 1pt solid windowtext; height: 21.4pt; padding: 0pt; width: 80.9pt;" valign="top" width="108"> <div class="MsoNormal">Jumlah</div></td> </tr>
<tr style="height: 100pt;"> <td style="border: 1pt solid windowtext; height: 100pt; padding: 0pt; width: 200.4pt;" valign="top" width="267"> <div class="MsoNormal">Semarang</div><div class="MsoNormal">Yogyakarta</div><div class="MsoNormal">Purwokerto</div><div class="MsoNormal">Tegal</div><div class="MsoNormal">Pati</div><div class="MsoNormal">Surakarta</div></td> <td style="border: 1pt solid windowtext; height: 100pt; padding: 0pt; width: 80.9pt;" valign="top" width="108"> <div class="MsoNormal">500.000</div><div class="MsoNormal">400.000</div><div class="MsoNormal">300.000</div><div class="MsoNormal">300.000</div><div class="MsoNormal">200.000</div><div class="MsoNormal">350.000</div></td> </tr>
</tbody> </table><div class="MsoNormal"> </div>ririn puspita sarihttp://www.blogger.com/profile/06844247618950825341noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1986949299241823000.post-65320084380308759952011-06-26T22:24:00.000-07:002011-06-26T22:24:15.669-07:00bentuk distribusi frekuensi<strong>Syarat pembuatan tabel :</strong><br />
<ol><li>Nomor tabel,</li>
<li>Judul tabel, judul tabel harus singkat, jelas, dan lengkap, hendaknya dapat menjawab apa yang disajikan, dimana kejadiannya, dan kapan terjadinya</li>
<li>Judul Kolom, yang ditulis singkat dan jelas biasanya dalam beberapa baris.</li>
<li>Keterangan-keterangan (catatan kaki), yaitu keterangan yang diperlukan untuk menjelaskan hal-hal tertentu yang tidak bisa dituliskan dalam badan tabel.</li>
<li>Sumber, kadang kala di dalam suatu laporan juga dikutip tabel dari laporan orang lain. Untuk itu harus dicantumkan sumber dari mana tabel itu dikutip.</li>
</ol><strong>Tabel Distribusi Frekuensi </strong><br />
<ol><li><strong>Pengertian </strong></li>
</ol>Distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk ke dalam tiap kelas. Definisi tetang distribusi frekuensi berlaku baik untuk data kuantitatif maupun data kualitatif.<br />
è Table distribusi frekuensi adalah susunan data dalam suatu table yang telah diklasifikasikan menurut kelas-kelas atau kategori tertentu.<br />
<br />
<br />
<strong>Dikenal dua bentuk distribusi frekuensi menurut </strong><br />
<strong>pembagian kelasnya yaitu :</strong><br />
1. Distribusi frekuensi kualitatif (kategori)<br />
: pembagian kelasnya berdasarkan pada kategori tertentu dan banyak digunakan untuk data yang bersekala ukur nominal.<br />
2. Distribusi frekuensi kuantitatif (bilangan)<br />
: dibedakan menjadi dua macam kategori kelasnya yaitu kategori data tunggal dan kategori data kelompok.<br />
<strong>Tabel Distribusi Relative</strong><br />
1. Table distribusi relative merupakan table distribusi frekuensi yang dinyatakan dalam bentuk presentase.<br />
2. Fekuensi relative merupakan frekuensi yang dinyatakan dalam angka relative atau dalam presentase.<br />
3. Besarnya frekuensi relative (<em>f</em>r) tiap kelas adalah frekuensi absolute tiap kelas dibagi seluruh frekuensi dikali 100%<br />
<strong>Distribusi Frekuensi Kumulatif </strong><br />
<ol><li>Distribusi frekuensi kumulatif dari suatu table frekuensi adalah frekuensi yang dapat menunjukan jumlah frekuensi yang terletak di atas atau di bawah suatu nilai tertentu dalam suatu interval kelas.</li>
</ol>a. è table distribusi frekuensi kumulatif adalah table frekuens yang frekuensi tiap kelasnya disusun berdasarkan frekuensi kumulatif.<br />
<ol><li>Frekuensi kumulatif didapat dengan jalan menjumlahkan banyaknya frekuensi tiap-tiap kelas.</li>
</ol><strong>Tabel Silang </strong><br />
<ol><li>Pengertian</li>
</ol>n Tabel distribusi frekuensi yang disajikan untuk dua variabel atau lebih<br />
n Dapat disajiakan menggunakan presentase pada total baris atau presentase pada total kolom<br />
n<br />
<table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 185px;"><tbody>
<tr> <td valign="top" width="185"><br />
</td> </tr>
</tbody> </table><strong>GRAFIK/DIAGRAM</strong><br />
Grafik= Lukisan pasang surutnya suatu keadaan (tentang naik turunnya hasil statistik)<br />
Diagram= Gambaran untuk memperlihatkan atau menerangkan suatu data yang akan disajikan<br />
<strong>BENTUK DIAGRAM </strong><br />
<ol><li>Diagram batang/balok (bar chart/histogram)</li>
</ol>A. Digunakan untuk menyajikan data yang bersifat kategorik<br />
B. Dilihat dari jumlah batang Diagram batang dapat dibedakan yaitu menjadi :<br />
<ol><li> <ol><li>Diagram garis tunggal,</li>
<li>Diagram faris berganda,</li>
<li>Diagram garis komponen berganda,</li>
<li>Diagram garis presentase komponen berganda,</li>
<li>Diagram garis berimbang neto.</li>
</ol></li>
</ol><strong>Diagram</strong><strong> garis (line chart)</strong><strong> </strong><strong> </strong><br />
<strong>1. </strong>Digunakan untuk menggambarkan data yang keadaanya serba terus menerus<br />
<strong>2. </strong>Dilihat dari jumlah garis Diagram garis dibedakan menjadi :<br />
a. Diagram garis tunggal<br />
b. Diagram faris berganda<br />
c. Diagram garis komponen berganda<br />
d. Diagram garis presentase komponen berganda<br />
e. Diagram garis berimbang neto<br />
<strong>BENTUK GRAFIK</strong><br />
<ol><li>Histogram <ol><li>grafik dari distribusi frekuensi suatu variabel.</li>
<li>Tampilan histogram berupa petek-petak empat persegi panjang.</li>
<li>sumbu horizontal (absis, sumbu x) boleh memakai tepi-tepi kelas, batas-batas kelas, atau nilai-nilai variabel yang diobservasi,</li>
<li>sumbu vertikal (ordinat, sumbu y) menunjukan frekuensi.</li>
<li>Untuk distribusi berkelompok yang menjadi absis adalah nilai tengah dari masing-masing kelas.</li>
</ol></li>
</ol>ririn puspita sarihttp://www.blogger.com/profile/06844247618950825341noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1986949299241823000.post-48755688360124730582011-06-26T22:20:00.000-07:002011-06-26T22:20:28.477-07:00Tahap Kegiatan statistik1. Pendahuluan<br />
Tahap Kegiatan statistik di bagi menjadi 4 tahap :<br />
<table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 563px;"><tbody>
<tr> <td valign="top" width="295">Pengumpulan Data</td> <td valign="top" width="268">Pengolahan data</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="295">Cara : - Sensus<br />
- Sampling<br />
Teknik :<br />
- Teknik Observasi<br />
- Teknik Wawancara<br />
- Teknik Kuesioner/angket<br />
- Teknik dokumentasi</td> <td valign="top" width="268">Secara umum, metoda : - Pengolahan data<br />
secara manual<br />
- Pengolahan data<br />
secara elektronik<br />
Proses :<br />
Editingà Coding à Entry à Tabulating</td> </tr>
</tbody> </table><br />
<span id="more-68"></span><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<strong>Penyajian Data</strong><br />
1. Pengertian :<br />
<ol><li> <ol><li>Upaya menyajiakan data yang sudah diolah ke dalam berbagai bentuk, tergantung jenis data dan skala data pengukurannya.</li>
<li>Gunanya untuk mengambil informasi yang ada didalamnya</li>
</ol></li>
</ol>2. Jenis Penyajian Data<br />
Secara umum sajian data dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu :<br />
a. Narasi / tulisan<br />
b. Tabel/Daftar<br />
c. Diagram/Garafik/Gambar<br />
<strong>NARASI</strong><br />
<ol><li>penyajian data untuk menjelaskan prosedur dan hasil-hasil penelitian maupun kesimpulan.</li>
<li>biasanya digunakan untuk penelitian atau data kualitatif dan penyajian data dilakukan dalam bentuk kalimat.</li>
<li>Sifat textuler dibuat dalam narasi mulai dari pengambilan data sampai pada kesimpulan, sering dipakai dan kurang menggambarkan statistik jika terlalu banyak datanya.</li>
<li>Contohnya antara lain : insiden penyebaran penyakit DHF di daerah perkantoran lebih banyak dibandinkan sengan si daerah pedesaan.</li>
</ol><strong>TABEL</strong><br />
1. suatu bentuk penyajian data, dimana datanya disusun dalam baris dan kolom sedemikian rupa sehingga bisa memberikan perbandingan-perbandingan<br />
2. Jenis-jenis tabel :<br />
<table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 574px;"><tbody>
<tr> <td valign="top" width="194">Berdasarkan penggunaanya</td> <td valign="top" width="186">Berdasarkan Arah</td> <td valign="top" width="194">Berddasarkan isi</td> </tr>
<tr> <td valign="top" width="194">Tabel Umum Tabel Khusus</td> <td valign="top" width="186">Tabel satu arah (one way table) Tabel dua arah (two way table)<br />
Tabel tiga arah (three way table)</td> <td valign="top" width="194">Tabel Distribusi frekuensi Tabel Silang</td></tr>
</tbody></table>ririn puspita sarihttp://www.blogger.com/profile/06844247618950825341noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1986949299241823000.post-76124948052565325352011-06-26T22:15:00.000-07:002011-06-26T22:15:15.870-07:00CARA PENYAJIAN DATA<ul><li>Tabel </li>
</ul><ul><ul><li>Tabel satu arah ( one-way table ) </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Tabulasi silang (lebih dari satu arah ( two-way table ), dst.) </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Tabel Distribusi Frekuensi </li>
</ul></ul><ul><li>Grafik </li>
</ul><ul><ul><li>Batang ( Bar Graph ), untuk perbandingan/pertumbuhan </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Lingkaran ( Pie Chart ), untuk melihat perbandingan (dalam persentase/proporsi) </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Grafik Garis ( Line Chart ), untuk melihat pertumbuhan </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Grafik Peta, untuk melihat/menunjukkan lokasi </li>
</ul></ul><ol class="transcripts h-transcripts"><li>MANFAAT TABEL DAN GRAFIK <ul><li>Meringkas/rekapitulasi data, baik data kualitatis maupun kuantitatif </li>
</ul><ul><ul><li>Data kualitatif berupa distribusi Frekuensi, frekuensi relatif, persen distribusi frekuensi, grafik batang, grafik lingkaran. </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Data kuantitatif berupa distribusi frekuensi, relatif frekuensi dan persen distribusi frekuensi, diagram/plot titik, histogram, distribusi kumulatif, ogive. </li>
</ul></ul><ul><li>Dapat digunakan untuk melakukan eksplorasi data </li>
</ul><ul><li>Membuat tabulasi silang dan diagram sebaran data </li>
</ul></li>
<li>DISTRIBUSI FREKUENSI <ul><li>Merupakan tabel ringkasan data yang menunjukkan frekuensi/banyaknya item/obyek pada setiap kelas yang ada. </li>
</ul><ul><li>Tujuan: mendapatkan informasi lebih dalam tentang data yang ada yang tidak dapat secara cepat diperoleh dengan melihat data aslinya. </li>
</ul></li>
<li>DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF <ul><li>Merupakan fraksi atau proporsi frekuensi setiap kelas terhadap jumlah total. </li>
</ul><ul><li>Distribusi frekuensi relatif merupakan tabel ringkasan dari sekumpulan data yang menggambarkan frekuensi relatif untuk masing-masing kelas. </li>
</ul></li>
<li>GRAFIK BATANG ( BAR GRAPH ) <ul><li>Bermanfaat untuk merepresentasikan data kuantitatif maupun kualitatif yang telah dirangkum dalam frekuensi, frekuensi relatif, atau persen distribusi frekuensi. </li>
</ul><ul><li>Cara: </li>
</ul><ul><ul><li>Pada sumbu horisontal diberi label yang menunjukkan kelas/kelompok. </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Frekuensi, frekuensi relatif, maupun persen frekuensi dinyatakan dalam sumbu vertikal yang dinyatakan dengan menggunakan gambar berbentuk batang dengan lebar yang sama/tetap. </li>
</ul></ul></li>
<li>GRAFIK LINGKARAN ( PIE CHART ) <ul><li>Digunakan untuk mempresentasikan distribusi frekuensi relatif dari data kualitatif maupaun data kuantitatif yagn telah dikelompokkan. </li>
</ul><ul><li>Cara: </li>
</ul><ul><ul><li>Gambar sebuah lingkaran, kemudian gunakan frekuensi relatif untuk membagi daerah pada lingkaran menjadi sektor-sektor yang luasnya sesuai dengan frekuensi relatif tiap kelas/kelompok. </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Contoh, bila total lingkaran adalah 360 o maka suatu kelas dengan frekuensi relatif 0,25 akan membutuhkan daerah seluas (0,25)(360) = 90 o dari total luas lingkaran. </li>
</ul></ul></li>
<li>CONTOH DISTRIBUSI FREKUENSI <ul><li>Data Kualitatif </li>
</ul><ul><ul><li>Tamu yang menginap di Hotel Marada Inn ditanya pendapat mereka tentang akomodasi yang tersedia. Jawaban dikategorikan menjadi baik sekali (E), diatas rata-rata (AA), rata-rata (A), di bawah rata-rata (BA), dan buruk (P). Data dari 20 tamu yang menginap diperoleh sebagai berikut: </li>
</ul></ul><ul><li>BA A AA AA AA </li>
</ul><ul><li>AA AA BA BA A P P AA E AA A AA A AA A </li>
</ul></li>
<li>CONTOH DISTRIBUSI FREKUENSI (L) <ul><li>Tabel Distribusi Frekuensi </li>
</ul><ul><li>(Contoh: Hotel Marada Inn) </li>
</ul>Rating Pendapat Frekuensi Frekuensi Relatif Persen Frekuensi Buruk (P) 2 0,10 10 Di Bawah Rata-rata (BA) 3 0,15 15 Rata-rata (A) 5 0,25 25 Di atas Rata-rata (AA) 9 0,45 45 Baik Sekali (E) 1 0,05 5 Total 20 1,00 100 </li>
<li>CONTOH DISTRIBUSI FREKUENSI (L) <ul><li>Grafik Batang (Contoh: Hotel Marada Inn) </li>
</ul>Buruk Buruk Rata - rata Rata - rata Frekuensi Frekuensi Rating Pendapat Rating Pendapat 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 Buruk Buruk Rata - rata Rata - rata Baik Sekali Baik Sekali Frekuensi Frekuensi Rating Pendapat Rating Pendapat 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 Di Bawah Rata - rata Di Bawah Rata - rata Di Bawah Rata - rata Di Bawah Rata - rata Di Atas Rata - rata Di Atas Rata - rata Di Atas Rata - rata Di Atas Rata - rata </li>
<li>CONTOH DISTRIBUSI FREKUENSI (L) <ul><li>Grafik Lingkaran (Contoh: Hotel Marada Inn) </li>
</ul>25% Di bawah Rata-rata 10% 45% Baik Sekali Kategori Rating Pendapat 5% Buruk 15% Rata-rata Di atas Rata-rata </li>
<li>CONTOH DISTRIBUSI FREKUENSI (L) <ul><li>Data Kuantitatif </li>
</ul><ul><ul><li>Manajer Bengkel Hudson Auto berkeinginan melihat gambaran yang lebih jelas tentang distribusi biaya perbaikan mesin mobil. Untuk itu diambil 50 pelanggan sebagai sampel, kemudian dicatat data tentang biaya perbaikan mesin mobilnya ($). Berikut hasilnya: </li>
</ul></ul></li>
<li>CONTOH DISTRIBUSI FREKUENSI (L) <ul><li>Petunjuk Penentuan Jumlah Kelas </li>
</ul><ul><ul><li>Gunakan ukuran banyaknya kelas (k) antara 5 s.d. 20, atau menggunakan formula k = 1 + 3,3 log n. </li>
</ul></ul><ul><ul><li>n = banyaknya sampel </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Data dengan jumlah besar memerlukan kelas yang lebih banyak, dan sebaliknya. </li>
</ul></ul><ul><li>Petunjuk Penentuan Lebar Kelas </li>
</ul><ul><ul><li>Gunakan kelas dengan lebar sama. </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Lebar kelas dapat didekati dengan rumus berikut: </li>
</ul></ul>Nilai data terbesar - nilai data terkecil Banyaknya kelas </li>
<li>CONTOH DISTRIBUSI FREKUENSI (L) <ul><li>Contoh: Bengkel Hudson Auto </li>
</ul><ul><ul><li>Jika banyaknya kelas 6, maka lebar kelas = 9,5 ≈ 10 </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Tabel distribusi frekuensi diperoleh: </li>
</ul></ul>Biaya ($) Frekuensi Frekuensi relatif Frekuensi kumulatif Frek. Relatif Kumulatif 50 – 59 2 0,04 2 0,04 60 – 69 13 0,26 15 0,30 70 – 79 16 0,32 31 0,62 80 – 89 7 0,14 38 0,76 90 – 99 7 0,14 45 0,90 100 – 109 5 0,10 50 1,00 Total 50 1,00 </li>
<li>ANALISIS TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI <ul><li>Contoh: Bengkel Hudson Auto </li>
</ul><ul><ul><li>Hanya 4% pelanggan bengkel dengan biaya perbaikan mesin $50-59. </li>
</ul></ul><ul><ul><li>30% biaya perbaikan mesin berada di bawah $70. </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Persentase terbesar biaya perbaikan mesin berkisar pada $70-79. </li>
</ul></ul><ul><ul><li>10% biaya perbaikan mesin adalah $100 atau lebih. </li>
</ul></ul></li>
<li>HISTOGRAM Contoh: Bengkel Hudson Auto </li>
<li>OGIVE <ul><li>Merupakan grafik dari distribusi frekuensi kumulatif. </li>
</ul><ul><li>Nilai data disajikan pada garis horisontal (sumbu-x). </li>
</ul><ul><li>Pada sumbu vertikal dapat disajikan: </li>
</ul><ul><ul><li>Frekuensi kumulatif, atau </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Frekuensi relatif kumulatif, atau </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Persen frekuensi kumulatif </li>
</ul></ul><ul><li>Frekuensi yang digunakan (salah satu diatas)masing-masing kelas digambarkan sebagai titik. </li>
</ul><ul><li>Setiap titik dihubungkan oleh garis lurus. </li>
</ul></li>
<li>OGIVE Contoh: Bengkel Hudson Auto </li>
<li>DIAGRAM BATANG-DAUN ( Steam and Leaf ) Contoh: Bengkel Hudson Auto 5 2 7 6 2 2 2 2 5 6 7 8 8 8 9 9 9 7 1 1 2 2 3 4 4 5 5 5 6 7 8 9 9 9 8 0 0 2 3 5 8 9 9 1 3 7 7 7 8 9 10 1 4 5 5 9 <ul><li>Kegunaan: </li>
</ul><ul><ul><li>Data tersusun secara berurutan </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Dapat menunjukkan bentuk distribusi data </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Seperti Histogram, namun sekaligus menunjukkan data sebenarnya </li>
</ul></ul></li>
<li>TABULASI SILANG <ul><li>Tabulasi silang ( Crosstabulation ) merupakan metode tabulasi untuk merangkum data dengan dua atau lebih variabel secara bersamaan/sekaligus. </li>
</ul><ul><li>Tabulasi silang dapat digunakan jika: </li>
</ul><ul><ul><li>Salah satu variabel bersifat kualitatif dan lainnya kuantitatif </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Kedua variabel berupa variabel kualitatif </li>
</ul></ul><ul><ul><li>Kedua variabel berupa variabel kuantitatif </li>
</ul></ul><ul><li>Sisi (kolom) sebelah kiri dan baris atas menyatakan kelas untuk kedua variabel yang digunakan. </li>
</ul></li>
<li>DIAGRAM SCATTER <ul><li>Diagram scatter ( scatter diagram ) merupakan metode presentasi secara grafis untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel kuantitatif. </li>
</ul><ul><li>Salah satu variabel digambarkan pada sumbu horisontal dan variabel lainnya digambarkan pada sumbu vertikal. </li>
</ul><ul><li>Pola yang ditunjukkan oleh titik-titik yang ada menggambarkan hubungan yang terjadi antar variabel. </li>
</ul></li>
<li>POLA HUBUNGAN PADA DIAGRAM SCATTER Hubungan Positif Jika X naik, maka Y juga naik dan jika X turun, maka Y juga turun Hubungan Negatif Jika X naik, maka Y akan turun dan jika X turun, maka Y akan naik Tidak ada hubungan antara X dan Y </li>
<li>PROSEDUR PENGGUNAAN TABEL & GRAFIK Data Kualitatif Data Kuantitatif Metode Tabel Metode Grafik <ul><li>Distr. Frekuensi </li>
</ul><ul><li>Distr. Frek. Relatif </li>
</ul><ul><li>% Distr. Frek. </li>
</ul><ul><li>Tabulasi silang </li>
</ul>Metode Tabel Metode Grafik Data <ul><li>Grafik Batang </li>
</ul><ul><li>Grafik Lingkaran </li>
</ul><ul><li>Distr. Frekuensi </li>
</ul><ul><li>Distr. Frek. Relatif </li>
</ul><ul><li>Distr. Frek. Kum. </li>
</ul><ul><li>Distr. Frek. Relatif Kum. </li>
</ul><ul><li>Diagram Batang-Daun </li>
</ul><ul><li>Tabulasi silang </li>
</ul><ul><li>Plot Titik </li>
</ul><ul><li>Histogram </li>
</ul><ul><li>Ogive </li>
</ul><ul><li>Diagram Scatter </li>
</ul></li>
</ol>ririn puspita sarihttp://www.blogger.com/profile/06844247618950825341noreply@blogger.com1